Sabtu, 27 November 2010








teman tak terbalas


TEMAN TAK TERBALAS

Kulihat engkau...Ku tatap
Dan ku perhatikan gerak gerikmu yang mencurigakan

Lambat laun kau tak berubah
Gaya bicaramu,menyakiti hatiku
Kata kata dan kalimat yang kau lontarkan kepadaku
Kata kata kasar dan tak berpendidikan

Keangkuhan,kecantikan,dan sifat jahatmu
Telah kau tunjukkan pada semua orang
Kini aku semakin yakin
Selama ini yang kau lakukan hanya kebohongan belaka
Sungguh tak ada kejujuran hatimu
Sungguh,
Tak kusangka,hatimu begitu buruk
Tak adakah hati nuranimu?

Jika kau tahu
Semua yang kau lakukan
Dimataku tak ada arti
Percuma kau lakukan semua itu
Tak akan mempengaruhiku

Kusangka semua itu lucu
Membuatku bahagia atau menderita
Tapi,tak kulihat kelucuannya
Dan merasakan kebahagiaan darimu
Hanya penderitaan,
Yang membuatku tersiksa
Ku anggap kau pintar
Menyusun semua rencana burukmu




Dan kau lihat?
Semua yang kau lakukan telah berhasil
Membuatku menderita
Membuatku jatuh dipandangan orang
Kau telah merebut kebahagiaanku
Dan membuat hidupku hancur

art sebuah perubahan


ARTI SEBUAH PERUBAHAN

Saat ku sendiri..
Ku lihat engkau dari kejauhan tak kusangka,
Kau kini telah berubah.
Saat kau berjalan menghampiriku
Mendekatiku
Menanyakan kabarku?
Wajahmu menyenangkan
Senyummu begitu indah

Gay bicaramu
Nada nada suaramu
Seperti orang dewasa
Sorotan matamu yang tajam
Membahasakan sebuah pesan untukku
Kau tahu dahulu kau apa adanya
Tapi semua itu telah berubah
Hanya sekejab mata

Ku tatap engkau…
Hingga aku tak sabar
Aku tak percaya..
kaulah teman kecilku dulu?
Yang tlah kian lama tak berjumpa

Secara tiba tiba
Kau muncul di hadapanku
Dahulu kaulah temanku
Ku tahu kau pernah suka padaku..

Semua yang kau lakukan
Hanya untuk menarik perhatianku
Kurasa semua itu percuma..
Karma ku tak mengartikan
Perhatian untukku

Tapi sekarang…
Kini aku suka padamu?
Karan,aku telah berubah
Dan semakin dewasa

Apakah kau masih suka padaku?
Dalam hati kecilku bertanya..?
Menanti jawabanmu
Dan
Perasaanku bimbang
Saat ku Tanya…
Adakah wanita yang telah meluluhkan hatimu?
Engkaupun menjawab :
Tak ada satu wanita pun yang aku suka
Karma aku menanti sang kekasihku
Yang tlah dahulu aku cinta !
Hingga sampai sekarang
Aku masih sendiri
Tanpa ada sang pujaan hati…

Saat ku dengar
Kata kata indah itu
Terucap dari bibir manismu….
Ahtiku bergetar
Seakan akan aku tak berdaya

Hati kecilku berkata :
“adakah ruang dihatimu untukku?”
Ku tahu semua yang aku lakukan
Dahulu tlah menyakiti hatimu
Dan aku tak pantas di maafkan
Karna…
Kesalahanku begiru besar
Hingga kau sempat terluka demiku…
Andai kau buka kembali ruang hatimu?
Andai aku bisa bersamamu kembali…

Jalan jalan berdua
Saling bercanda
Mencurahkan perhatian
Atau belajar bersama
Kini aku sadar..
Bahwa kebaikanmu dan ketulusan
Hati seseorang tak dapat
Dilihat hanya dari fisiknya saja
Tapi kita lihat dari ketulusan hatinya….

asal mula desa bayan

ASAL MULA DESA BAYAN
 










                   Pada zaman dahulu kala ada seorang putri Bupati Nganjuk yang bernama Nyai Rantamsari. Beliau terkenal sangat cantik dan sakti mandraguna.

                    Pada suatu hari beliau berkelana menyusuri Desa Sabrang bersama para pengawal diantaranya bernama Raden Bagus Glidhik dan Raden Bagus Gadungsari. Beliau mengendarai kereta kuda yang berwarna coklat seperti tanah basah dan memakai ikat kepala yaitu Glading Melati.

                    Di tengah perjalanan yang jauh Nyai Rantamsari mencari tempat persinggahan untuk sementara waktu. Tempat persinggahan yangb dipilihnya adalah “ KESAMBI” di bawah pohon besar. Kesambi tersebut terletak di sebelah utara jalan raya dan berada diantara sungai besar dan sungai kecil.

                     Semenjak kedatangan Nyai Rantamsari ke Desa Sabrang tersebut menjadi desa yang “Berbahaya”. Disebut berbahaya karena, bagi siapa yang melewati Kesambi dengan memakai pakaian berwarna sama, akan meninggal dunia atau hanya kesambet. Dan jika ada orang yang membangun rumah dengan menebang pohon bambu di sekitar kesambi, maka bambu yang berdiri sebagai tiang rumah tersebut akan terus menerus berbunyi seperti terkena angina kencang. Mungkin itu artinya Nyai Rantamsari tidak menginginkan pepohonan atau bambu yang menjadi penyeimbang struktur alam  di sekitar tempat persinggahannya rusak dan dapat menyebabkan bencana banjir jika peringatan itu dilanggar. Dengan begitu semua warga desa tersebut menjadi takut dan sangat berhati-hati untuk tidak melanggar mitos tersebut.

                      Beberapa bulan kemudian Nyai Rantamsari melanjutkan perjalanan berkelana ke desa yang lain. Untuk mengenang,warga setempat menyelenggarakan syukuran di Kesambi. Syukuran tersebut dilaksanakan setiap bulan Syura dan Muharram serta akan terus dilestarikan secara turun  temurun, sesuai dengan awal kedatangan Nyai Rantamsari. Dalam syukuran tersebut, menyediakan makanan khas yaitu sayur tahu tempe yang diolah dengan bumbu syura. Makna dari acara tersebut sebagai tolak balak supaya Desa Sabrang terhindar dari marabahaya.

                      Dengan demikian desa tersebut terkenal dengan sebutan DESA BAYAN yang berasal dari kata MBEBAYANI  yang artinya MEMBAHAYAKAN. Sampai sekarang Desa Bayan menjadi Desa yang aman, tentram, damai, gemah ripah loh jinawi dan kerta raharja.





                        




Rabu, 24 November 2010

hari ibu

SEJARAH HARI IBU
Mungkin ndak banyak yang tau kalo ternyata Jogja punya peranan yang amat penting atas tercetusnya tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
Nah, di Jogja ada sebuah bangunan yang menjadi monumen untuk mengingat peristiwa sejarah lahirnya Hari Ibu.Bangunan ini mungkin banyak yang ndak menyangka, karena seringnya bangunan ini digunakan untuk acara resepsi pernikahan dan pameran, kalo punya kisah sejarah tersendiri.Bangunan ini adalah gedung Mandala Bhakti Wanitatama!
Tau ndak kenapa tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu?.Ternyata Hari Ibu ini ada sejarahnya. Pada tahun 1928, bertepatan dengan tahun diadakannya Kongres Pemuda, organisasi-organisasi wanita saat itu ndak mau kalah. Mereka bikin kongres juga di Yogyakarta.
Pada tanggal 22-25 Desember 1928 kongres wanita pertama diadakan, yang kini dikenal dengan nama Kongres Wanita Indonesia (KOWANI).Saat itu ada 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatra yang ikut serta. Mereka saat itu berkumpul untuk mempersatukan organisasi-organisasi wanita ke dalam satu wadah demi mencapai kesatuan gerak perjuangan untuk kemajuan wanita bersama dengan pria dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Hayah.
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu ditetapkan pada Kongres Wanita ke-3 yang diadakan di Bandung pada tanggal 22 Desember 1938.Penetapan tanggal ini bertujuan untuk menjaga semangat kebangkitan wanita Indonesia secara terorganisasi dan bergerak sejajar dengan kaum pria.
Mengingat pentingnya makna Hari Ibu tersebut, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit No. 316 Tahun 1959 pada tanggal 16 Desember 1959 yang menetapkan Hari Ibu sebagai Hari Nasional namun sayangnya bukan hari libur. Pada kongres yang diadakan di Bandung pada tahun 1952, Ibu Sri Mangunsarkoro mengusulkan untuk dibangun sebuah monumen untuk memperingati kongres pertama tersebut.
Pada tanggal 20 Mei 1956 dibangunlah Balai Srikandi yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh menteri wanita pertama di Indonesia, Maria Ulfah.Kemudian seluruh kompleks bangunan pun dibangun dan akhirnya diresmikan oleh Presiden Suharto menjadi kompleks gedung Mandala Bhakti Wanitatama pada tanggal 22 Desember 1983.
Ada beberapa bangunan pada kompleks ini. Museum terletak pada salah satu bagian dari Balai Srikandi. Kemudian di sekelilingnya terdapat bangunan yang sering digunakan untuk acara resepsi dan pameran, yaitu Balai Shinta, Kunthi, dan Utari. Ada pula kompleks wisma penginapan Wisma Sembodro dan Wisma Arimbi serta perpustakaan.Museum yang terletak di Balai Srikandi menyimpan berbagai koleksi benda-benda yang digunakan saat kongres waktu itu serta diorama.
Nah, setelah tau sejarahnya, maka persepsi kita soal Hari Ibu selama ini mungkin berubah.Bila kita memperingati Hari Ibu dengan cara memanjakan ibu kita, memberikan hadiah kepada ibu kita, rasanya kok ndak pas sama semangat dan latar belakang sejarahnya, ya?
Selamat Hari Ibu, wahai perempuan Indonesia!